Jumat, 04 November 2011

KISAH PLATO

tugas kuliah sejarah kimia

Plato itulah nama yang biasa disebut seorang tokoh dunia, filsuf Yunani klasik yang sangat berpengaruh, Ia murid Socrates, guru dari Aristoteles, seorang penulis produktif, dan pendiri Akademi Athena. Plato atau yang bernama asli Socrates merupakan filsuf kelahiran Athena sekita tahun lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM pada usia 80 tahun. Plato merupakan seorang pegulat yang memiliki badan tegap. Unik memang seorang yang berpengaruh gagasannya dahulunya adalah seorang pegulat. Aristocles merupakan seorang anak dari seorang aristoktar yunani. Ayahnya bernama Ariston seorang bangsawan keturunan Kordus yang merupakan raja terakhir Athena. Sedangkan ibunya bernama Perictione merupakan wanita keturunan peletak dasar hokum Athena yang legendaries. saudara perempuan Charmides yang adalah paman Critias. Ibunya Perictione adalah saudara perempuan Charmides yang adalah paman Critias. Charmides dan Critias adalah pemimpin Oligarki yang membawa Athena pada kejatuhan dalam perang Peloponnesian. Pada masa kanak-kanak Plato, ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi dengan Pyrilampes, seorang politikus


Dalam Kehidupan pribadi seorang Plato, Plato berniat menjadi seorang politikus karena ayah tirinya seorang politikus maka dari itu plato banyak belajar tentang kehidupan publik dan mengembangkan rasa tanggung jawab dalam pelayanan politis. Plato menaruh perhatian pada demokrasi. ia melihat bahwa demokrasi telah menghasilkan pemimpin-pemimpin besar. Namun semenjak kematian Sokrates, minatnya untuk menjadi seorang politikus pudar. Tahun 399 SM, Socrates diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar yaitu merusak akhlak generasi muda Athena. Socrates dihukum mati. Hal ini membuat plato sangat membenci pemerintahan demokratis. Plato menyaksikan kematian Socrates di tangan demokrasi Athena pada 399 SM. Mungkin takut untuk keamanan sendiri, ia meninggalkan Athena untuk sementara waktu dan melakukan perjalanan ke Italia, Sisilia, dan Mesir Ia merasa bahwa iklim politik tidak beres.

Pertemuan Dengan Sang Guru

Dalam kehidupan Plato, Pelajaran filosofi pertama Plato diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos yang mengajarkan semuanya berlalu seperti air. Akan tetapi ajaran seperti itu tidak hinggap di dalam kalbu anak Aristocrat yang terpengaruh oleh tradisi keluarganya. Sebelum Ajal menimpa seorang Socrates, Plato merupakan murid dari Socrates selama kurang lebih 8 tahun. Plato sudah sering mendengar cerita tentang Socrates dari orang-orang. Sosok seorang Socrates yang merupakan pria kelahiran Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada tahun 399 SM. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentuk batu jadi patung ia membentuk watak manusia. Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Socrates bergaul dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Menurut kata teman-temannya: Socrates demikian adil, sehingga ia tak pernah berlaku zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawa nafsu dengan merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah khilaf dalam menimbang buruk baik.

Tak lama sesudah Socrates meninggal. Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya, dari tahun 387 SM sampai 399 SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Berapa lama ia disna tidak diketahui betul. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia di Megara mengarang beberapa dialog yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran Socrates.Dari Megara ia pergi ke Kyrena dimana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru ilmu itu yang bernama Theodoros. Disana ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku.

Kemudian Plato pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau Sisilia yang pasda waktu itu diperintah oleh seorang Tiran, sang-perkosa, yang bernama Dionysios. Dionysios mengajak Plato tinggal diistananya. Dionysios merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat pujangga dari dunia Grik yang tersohor namanya. Disitu Plato belajar kenal dengan ipar raja Dionysios yang masih muda bernama dion yang akhirmya menjadi sahabat karibnya. Di antara mereka berdua terdapat kata sepakat, supaya Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinyasupaya tercapai suatu perbaikan sosial. Seolah-olah terasa oleh Plato bahwa suatu kesempatan yang baik sudah datang baginya untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintahan yang baik dalam praktik. Sudah lama tertanam di dalam kalbunya bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir, sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Akan tetapi ajaran Plato dititik beratkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan.

Cara Plato mengajar ialah berjalan-jalan di kebun, juga dalam mengajar seperti itu ia teruskan sistem dialog, bersoal-jawab, seperti yang dikemukakan oleh Socrates. Kadang-kadang pada sekelompok murid dikemukakannya suatu soal yang akan dipecah bersama-sama dengan bersoal-jawab oleh mereka. Lantas ia berjalan ke kelompok lain dengan mengemukakan pula sebuah soal yang harus mereka perbincangkan bersama-sama. Akhirnya Plato kembali kepasda kelompok yang pertama untuk mendengar jawaban mereka atas soal yang diajukan. Demikianlah seterusnya ia berkeliling. Memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal-jawab, adalah keraja Plato ayang terutama di Akademia. Hanya dalam waktu luang ia mencurahkan pikirannya pada karang mengarang tentang berbagai masalah yang ditinggalkan berupa tulisan. Plato tidak pernah kawin dan tidak punya anak. Kemenakannya Speusippos menggantikannya mengurus akademik.

Karya-Karya Plato

Dalam menuliskan karya-karyanya, plato memiliki cirri-ciri karyanya yang membedakan dengan karya-karya yang lainnya yaitu

1. Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.

2. Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog. 

3. Adanya mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.

Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog. Contoh judul semua karya yang ditulis Plato berbentuk dialog. Dengan bentuk dialog ini, Plato mengekspresikan pikiran-pikirannya. Karya-karya Plato itu antara lain: Apologia, Krition, Eutyphron, Kharmides, Lysis, Hippias , Menon, Gorgias, Protagoras, Euthydemos, Kratylos, Phaidon, Symposion, Politeia, Phaidros, Parmenides, Theaitetos, Sophistes, Politikos, Philebos, Timaios, Kritias, Nomoi.
 
Pemikiran Filosofi Plato

Sebagai titik tolak pemikirannya ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heraclitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan yang lewat akal. Plato berpendapat bahwa manusia terletak diantara dua dunia yaitu dunia perjalanan yang bersifat tidak tetap, bermacam-macvam dan berubah; dan dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam dan tidak berubah. Dunia perjalanan merupakan bayang-bayang dari dunia ide. Sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas, dan dunia inilah yang menjadi penalaran dunia perjalanan.

Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Heraklitos itu benar tapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya, pendapat Parmenides juga benar tapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal. Plato menentang realisme, karena apa yang dinyatakan benar menurut realisme, jalan yang dapat diindra, sebenarnya adalah bayangan. Plato juga memagi realitas kedalam dua bagian. Pertama, dunia gagasan yang hanya terbuka bagi rasio, selalu sempurna, dan tidak dapat berubah. Kedua, dunia jasmani yang hanya terbuka bagi indera kita yang senantiasa berubah, secara tidak sempurna hanya mengutip dunia gagasan, seperti gambar gagasan di papan tulis yang dapat dihapus. Dalam perjalanan filosofinya, Pemikiran filosofi terbagi beberapa bagian yakni

1. Ajaran tentang Idea.
Dari usaha Sokrates untuk menemukan essensi dari berbagai keutamaan yang dimiliki dan dilakukan oleh manusia, Plato memikirkan bahwa essensi itu mempunyai realitasnya sendiri, terlepas dari segala perbuatan konkrit. Dan itu disebutnya Idea. Apa yang dimaksud Plato dengan Idea? Idea adalah essensi imaterial atau model imaterial yang darinya realitas material sebagai copynya, dapat kita lihat. Contohnya: gambar segitiga yang dapat dilihat dan diukur dalam berbagai ukuran adalah copyan dari idea segitiga. Demikian juga dengan apa yang dapat dilihat sebagai “yang baik”, “yang indah” merupakan copyan dari idea baik, idea indah. Idea, dengan demikian bersifat obyektif, ada pada dirinya sendiri, tunggal dan kekal. Dari ajaran tentang Idea ini tema-tema filosofis Plato mengalir.

2. Dua Dunia
Menurut Plato, realitas seluruhnya terdiri dari dua “dunia”. “Dunia” benda-benda jasmani yang dapat ditangkap panca indera dan “dunia” Idea. Dunia benda-benda serba jamak, berubah dan tidak sempurna. Sedangkan dunia ideal itu kekal, tunggal (“yang baik” itu hanya ada satu, “yang indah” itu hanya ada satu), sempurna dan tidak berubah. Lalu bagaimana hubungan antar kedua “dunia” ini? Dunia idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Ada tiga cara Plato menjelaskan hubungan “kedua dunia” ini, yakni: Idea hadir dalam benda-benda jasmani, Benda-benda jasmani mengambil bagian dalam Idea (metexis), Idea merupakan model bagi benda-benda jasmani (paradeigma).

3. Ajaran tentang Manusia: tubuh dan jiwa
Filsafat Plato tentang manusia biasanya dinamakan “dualisme”. Maksudnya bahwa Plato tidak menerangkan manusia sebagai kesatuan yang utuh, tetapi memandang manusia sebagai “dualitas”. Menurut Plato, manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Jiwalah yang utama dan penting. Jiwa merupakan sesuatu yang kekal, berasal dari “dunia” idea. Sedangkan tubuh dipandang sebagai penjara bagi jiwa. Ada tiga bagian ( baca: fungsi) dari jiwa, yakni: bagian rasional, kehendak dan keinginan. Masing-masing bagian mempunyai keutamaan tertentu. Bagian keinginan mempunyai keutamaan pengendalian diri, bagian kehendak mempunyai keutamaan keberanian, dan bagian rasional mempunyai keutamaan kebijasanaan. Dan ada satu keutamaan lain lagi yang fungsinya menjamin keseimbangan ketiga bagian jiwa, yakni keadilan.

4. Ajaran tentang Moral
Sama seperti Sokrates, Bagi Plato tujuan hidup manusia adalah eudaimonia, “well-being”, hidup yang baik. Pertanyaan mendasarnya adalah apakah hidup yang baik itu? Sementara orang menjawab hidup dalam kesenangan, Plato menekankan Virtue (keutamaan). Ia mau menunjukkan bahwa virtue bukanlah sekedar materi kebiasaan, tetapi lebih sebagai kodrat jiwa. Di atas telah disebutkan bahwa menurut Plato, pada manusia, jiwalah yang lebih utama daripada tubuh. Dan jiwa mempunyai tiga bagian. Dan masing-masing bagian jiwa mempunyai satu keutamaan sebagai kepenuhan fungsinya. Maka kalau orang hendak mencapai tujuan hidupnya, yakni eudaimonia, “well being”, hidup yang baik, ia harus mencapai keutamaan-keutamaan yang merupakan kodrat jiwanya. Dengan kata lain, kalau orang ingin mencapai hidup yang baik, ia harus bijaksana, berani, mempunyai pengendalian diri dan adil. Ibaratnya, sebuah pisau disebut sebagi pisau yang baik kalau dapat memenuhi fungsinya sebagai pisau, yakni dapat memotong secara efektif.Tetapi, menurut Plato, hidup yang baik itu bisa dicapai kalau manusia tinggal dalam polis, Negara.

5. Ajaran tentang Negara
Plato berpendapat bahwa teori politik sangat erat dengan filsafat moral. Plato menyadari bahwa negara sebagai “Man Writ Large”. Artinya, bahwa negara berkembang dari kodrat individu, individu secara logis adalah awal dari sebuah Negara. Negara adalah intitusi alamiah karena mencerminkan struktur kodrat manusia.

Asal-usul Negara adalah cerminan dari kebutuhan ekonomi manusia karena Negara ada karena setiap individu tidak dapat mencukupi sendiri kebutuhan hidupnya. Semua orang mempunyai banyak kebutuhan (makanan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan, dll), dan untuk memenuhi banyak kebutuhan itu diperlukan banyak skill, dan tak seorang pun mempunyai semua skill yang diperlukan untuk memenuhi banyaknya kebutuhan tersebut. Maka, harus ada pembagian kerja. Dari ide pembagian kerja ini, kemudian ada pembagian golongan dalam sebuah polis. Tiga golongan itu adalah: para penjaga, prajurit dan para pekerja yang menanggung kebutuhan ekonomi polis. Masing-masing mempunyai fungsi untuk bersama-sama membangun sebuah polis yang kuat. Para penjaga berfungsi sebagai pemimin polis, pembuat aturan yang baik. Para prajurit berfungsi sebagai penjaga keamanan, menjamin ketaatan warga kepada aturan dan pemimpin polis. Sedangkan fungsi para pekerja adalah memenuhi kebutuhan ekonomi polis serta taat kepada aturan dan pemimpin polis.

Tiga golongan yang ada dalam polis ini adalah cerminan dari tiga bagian jiwa manusia. Masing-masing mempunyai keutamaan yang identik supaya dapat mencapai tujuannya: hidup yang baik, negara yang baik. Karena keadilan adalah keutamaan umum moral manusia, maka keadilan adalah karakter dari negara yang baik.

dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar