LAPORAN PRAKTIKUM BOIKIMIA
PERCOBAAN VI
UJI ANTIOKSIDAN
OLEH:
NAMA : R. ALIP RAHARJO
STAMBUK : A1C4 08 027
PRODI : PEND. KIMIA
KELOMPOK : VI (ENAM)
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid (Anonim, 2011)
Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Antioksidan memiliki kemampuan dalam memberikan elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang mematikan. Antioksidan yang dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain untuk mencegahnya menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam bentuk tersebut tetapi dengan strukturm (Rohdiana, 2008)
Sayur dan buah dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur dan buah juga mengandung fitonutrien yang bersifat antioksidan yang dapat membantu tubuh menangkal berbagai penyakit . Di negara kita mempunyai banyak jenis sayuran yang dapat dimanfaatkan. Saat ini sayuran seperti brokoli, okra, kol brussel, paprika, lettuce, dan lain-lain, juga mudah ditemui di negara kita. Ditambah jenis-jenis lokal, banyak sekali sayuran yang dapat dimanfaatkan untuk menambah variasi resep. Misalnya Bayam mengandung vitamin C, folat, zat besi, seng dan karoten. Kaya akan antioksidan yang dapat merangsang fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin (Widiantoro,2008).
Selain mengandung serat, bayam juga kaya betakaroten. 1 gelas bayam yang sudah dipetik bisa memenuhi 70% kebutuhan betakaroten per hari. Betakaroten (vitamin A), ditambah vitamin C membuat bayam bersifat antioksidan yang baik. (Tatik , 2010). Bayam juga mengandung asam folat, zat besi, dan seng.Serat pada bayam yang mampu mencegah sembil tidak memberi kesempatan pada zat karsinogen (zat penyebab kanker) "nyangkut" di dinding usus. Selain itu, klorofil pada bayam hijau mampu mencegah mutasi sel menjadi ganas. Pigmen merah pada bayam merah kaya flavonoid yang bersifat antioksidan yang mampu mencegah kanker.
b. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Berapa kadar antioksidan pada tanaman bayam dan okra dengan menggunakan metode spektrofotometer?”
c. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini adalah mengetahui besarnya kadar antioksidan dengan metode spekrofotometer
Bab II. Kajian Pustaka
A. Okra
Okra (Abelmoschus esculentus), dikenal di negara-negara berbahasa Inggris dengan nama Teman-jari wanita atau gumbo adalah tanaman berbunga di keluarga mallow . tanaman ini dibudidayakan di subtropis dan daerah beriklim sedang hangat, tropis di seluruh dunia
Kerajaan : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order: : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Abelmoschus
Species : A. esculentus
Warna hijau pada sayuran, termasuk okra, disebabkan adanya pigmen klorofil. Klorofil memiliki sejuta manfaat karena bersifat antiradang,antimutagenik,antikanker, dan antioksidan. Sebagian antimutagenik dan antikanker, klorofil dapat mencegah kanker hati dan kanker kolon. Sebagai antioksidan, klorofil dapat mencegah oksidasi kolesterol jahat oleh radikal bebas, sehingga pembentukan plak pada pembuluh darah (aterosklerosis) dapat dicegah. Klorofil juga dapat menyembuhkan luka tanpa disertai pembengkakan (Hendry, 2011)
B. Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Caryophyllales
Famili :Amaranthaceae
Upafamili :Amaranthoideae
Genus :Amaranthus L.
Bayam juga mengandung asam folat, zat besi, dan seng.Serat pada bayam yang mampu mencegah sembil tidak memberi kesempatan pada zat karsinogen (zat penyebab kanker) "nyangkut" di dinding usus. Selain itu, klorofil pada bayam hijau mampu mencegah mutasi sel menjadi ganas. Pigmen merah pada bayam merah kaya flavonoid yang bersifat antioksidan yang mampu mencegah kanker (Tatik , 2010).
Bab III. Metode Penelitian
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan april 2011 dan bertempat di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Haluoleo Kendari.
b. Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
a) Gelas kimia 100 ml f) mortal
b) Erlenmeyer 250 ml g) Pipet tetes
c) Corong pisah 100 ml h) Filler
d) Pipet volume 100 ml i) Batang pengaduk
e) Corong
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Bayam merah dan okra i. Pereaksi Dragendorff
b. Aquades j. CHCl3 amoniakal
c. FeCl3 10% k. Pereaksi mayer
d. Gelatin 10% l. Metanol
e. n-heksan m. Etanol 96%
f. Logam magnesium n. HCl pekat
g. Folin ciocalteau o. Asam Tanat
h. Na2CO3 5%
Prosedur kerja
b. Pembahasan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan sumber antioksidan alami yang biasanya terdapat dalam tumbuhan. Rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat dalam pengobatan dan mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Adanya kandungan flavonoid dalam lengkuas merah tersebut mendorong untuk melakukan pengujian aktivitas antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan alami (Oktariana, 2008)
Senyawa antioksidan saat ini bermanfaat untuk berbagai bidang seperti dalam bidang pangan, industri tekstil, minyak bumi, bahan pewarna dan lain-lain. Riset tentang pengembangan senyawa berkhasiat antioksidan telah banyak dikembangkan baik senyawa alam maupun senyawa sintetis. Senyawa antioksidan adalah senyawa yang berperanan untuk menghambat proses autooksidasi dalam minyak atau lemak (Ketaren, 1986). Donnelly (1996) telah melaporkan berbagai senyawa yang dapat berkhasiat sebagai antioksidan dan bisa digunakan dalam bahan makan. Selain dalam bidang pangan, senyawa antioksidan sangat dibutuhkan juga dalam berbagai industri seperti industri tekstil (Bangee et al, 1995), perminyakan (Pan et al, 1998 dan Jones & Balster,1997) serta industri karet (Puspha et al, 1995).( Purwono, 2008)
Pada Percobaan penelitian yang dilakukan uji antioksidan terhadap sayuran bayam dan okra (kopi gandu). Pengujian yang dilakukan yakni pengujian senyawa-senyawa fitokimia dalam sayuran bayam dan Okra. Uji fitokimia yang dilakukan adalah Uji Alkaloid, Flavonoid, dan Tanin. Pada uji fitokimia pada sayur bayam dan okra digunakan pereaksi khusus yakni pereaksi Meyer dan Gragendroff serta Fecl3 dan Gelatin 10%. Pada sayuran bayam Merah, Untuk uji alkaloid memiliki kadar alkaloid yang rendah, untuk uji flavonoid bayam memiliki kadar flavonoid yang tinggi, sedangkan untuk kadar tannin, bayam memiliki kadar tannin yang sedikit. Untuk sayuran Okra, Kandungan Flavonoid dan tannin sangat sedikit sedangkan kandungan Alkaloidnya sangat tinggi.
Menurut Robinson (1995), senyawa tanin memiliki aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA topoisomerase. Selanjutnya menurut Harismah (2002), sifat antibakteri tanin diakibatkan oleh gugus pirogalol dan gugus galoil. Suragih (2002) menyatakan bahwa katekin, leukoantosianin dan asam galat merupakan senyawa tanin yang terdapat pada biji X. granatum yang berperan sebagai antibakteri (Dewi, 2008). Dengan adanya senyawa fitokimia seperti tannin maka akan diketahui bahwa tumbuhan akan memiliki zat antioksidan.
Setelah diketahui kandungan fitokimia dari sayuran bayam dan okra, maka akan diketahui kadar antioksidan dari masing-masing sayuran dengan menggunakan instrument spektrofotometer. Pengujian antioksidan biasanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis Hansch yang menerapkan kajian aktivitas antioksidan sebagai fungsi dari variabel-variabel sterik, hidrofobik dan elektronik. Hasil lebih jauh diharapkan dapat digunakan untuk melakukan desain senyawa turunan flavonol dan flavon baru yang berkhasiat antioksidan (Purwono, 2008). Selain metode tersebut, pengujian antioksidan biasanya dilakukan dengan metode tiosianat dan DPPH.
Dalam pengukuran kadar antioksidan dari sayuran bayam dan okra dilakuakan penyerapan adsorbansi dari tiap senyawa alkaloid , flavonoid dan tannin dari masing-masing sayuran bayam dan okra tersebut. Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer, maka didapatkan adsorbansi dari masing-masing senyawa dalam sayuran okra dan bayam. Untuk sayuran bayam adsorbansi tertinggi didapatkan pada senyawa tannin sebesar 0.525 . Sama halnya dengan sayuran Okra memiliki adsorbansi tertinggi pada senyawa tannin sebesar 0.249. Menurut Robinson (1995), senyawa tanin memiliki aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA topoisomerase (Dewi, 2008). Pada adsorbansi tersebut, dalam mengukur nilai adsorbansi digunakan standar adsorbansi asam tanat
Bab V. Penutup
a. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yakni berdasarkan dari uji fitokimia dari sayuran bayam dan okra didapatkan senyawa-senyawa fitokimia yakni Alkaloid, Flavonoid, dan Tanin. Adsorbansi dari senyawa tersebut didapatkan. adsorbansi terbesar didapatkan pada senyawa tannin. Untuk bayam adsorbansinya 0.525 sedangkan pada okra sebesar 0.249. sehingga kadar antioksidan terbesar terdapat pada sayuran bayam.
b. Saran
1. Pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian yang lebih terperinci dengan misalnya menggunakan metode yang berbeda misalnya metode tiosianat dan metode DPPH untuk menentukan antioksidan.
2. Penelitian ini sebaiknya disertai dengan alat-alat praktikum yang memadai dan layak untuk dipakai sehingga tidak perlu lagi meminjam alat dengan kelompok lain
Daftar Pustaka
Anonim, 2011. Antioksidan. Wikipedia Indonesia. wikipedia.org
Oktariana E. W. 2008 . Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia galanga) dengan Metode DPPH (1.1-difenil-2-pikrihidrazil).
Purwono B.. 2008. Terapan Analisis Hansch untuk Aktivitas Antioksidan Senyawa Turunan Flavon/Flavonol . Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM Jogjakarta
Rohdiana D. 2008. Teh Hitam dan Antioksidan. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
Rubbi Widiantoro,2008. Sajian Sayuran Sumber Antioksidan. swaberita.com
Sari D.K., 2008. Penapisan Antibakteria dan Inhibitor Topoisomerase I dari Xylocarpus granatum. Sekolah pascasarjana Institut pertanian Bogor .Bogor 2008
Tatik. 2010. Profil Buah & Sayur: Bayam. Intisari. Intisari.online.com
pembahasannya terlalu sedikit, dan tentang bodynotenya kenapa gak dicantumkan halamannya..
BalasHapus